EVALUASI PENDIDIKAN
Nama : AGUS LEO IRAWAN
NPM : 09030112
Kelas : V B Matematika
PENGUKURAN, PENILAIAN, PENGUJIAN DAN EVALUASI
Dilakukan oleh guru :
1. Pengukuran adalah kegiatan yang sistematik untuk menentukan angka pada obyek atau gejala.
2. Penilaian adalah penafsiran hasil pengukuran dan penentuan pencapaian hasil belajar
3. Pengujian adalah pengukuran yang dilanjutkan dengan penilaian
Dilakukan oleh guru, kepala sekolah dan pengawas.
4. Evaluasi adalah penentuan nilai suatu program dan menentukan pencapaian tujuan suatu program.
PENILAIAN KELAS (Class Assesment)
Proses pengumpulan & penggunaan informasi oleh guru melalui sejumlah bukti untuk membuat keputusan ttg pencapaian hasil belajar/kompetensi siswa.
CIRI PENILAIAN KELAS
1. Belajar Tuntas
Belajar Tuntas (mastery learning): peserta didik tidak diperkenankan mengerjakan pekerjaan berikutnya, sebelum mampu menyelesaikan pekerjaan dengan prosedur yang benar, dan hasil yang baik.
2. Penilaian Otentik (authentic assessment)
Penilaian yang mampu mengungkapkan, membuktikan, atau menunjukkan secara tepat bahwa tujuan pembelajaran dan kemampuan (kompetensi) telah benar-benar dicapai (ada bukti fisik)
3. Berkesinambungan (continuous)
Memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil terus menerus
4. Berdasar Acuan kriteria/patokan
Prestasi kemampuan peserta didik TIDAK DIBANDINGKAN dengan peserta kelompok, tetapi dengan kemampuan yang dimiliki sebelumnya dan patokan yang ditetapkan (kkm)
5. Menggunakan Berbagai Cara & Alat Penilaian
FUNGSI PENILAIAN
Membantu guru untuk menentukan kualitas yang dicapai oleh kegiatan pembelajaran
PERANAN PENILAIAN
1. Guru dapat menentukan seberapa jauh perilaku kegiatan telah mencapai tujuan
2. Guru dapat menentukan siapa saja siswa yang telah menguasai/belum menguasai kompetensi
3. Guru dapat menentukan apa saja yang telah dikuasai/belum dikuasai siswa
ALUR PELAKSANAAN PENILAIAN (setelah membuat silabus)
Penilaian mencakup semua aspek, sesuai dengan karakteristik mata pelajaran
- Menentukan teknik penilaian
- Menentukan instrumen/alat penilian
- Mengolah data hasil penilaian
- Melakukan tindak lanjut hasil penilaian
- Melaporkan hasil penilaian
MENENTUKAN INSTRUMEN PENILAIAN
1. Penilaian Afektif
Menurut Popham (1995), ranah afektif menentukan keberhasilan belajar seseorang. Orang yang tidak memiliki minat pada pelajaran tertentu sulit untuk mencapai keberhasilan belajar secara optimal.
Seseorang yang berminat dalam suatu mata pelajaran diharapkan akan mencapai hasil pembelajaran yang optimal.
Oleh karena itu semua pendidik harus mampu membangkitkan minat semua peserta didik untuk mencapai kompetensi yang telah ditentukan.
2. Penilaian Psikomotor
Bloom (1979) berpendapat bahwa ranah psikomotor berhubungan dengan hasil belajar yang pencapaiannya melalui keterampilan manipulasi yang melibatkan otot dan kekuatan fisik.
Singer (1972) menambahkan bahwa mata pelajaran yang berkaitan dengan psikomotor adalah mata pelajaran yang lebih beorientasi pada gerakan dan menekankan pada reaksi–reaksi fisik dan keterampilan tangan. Keterampilan itu sendiri menunjukkan tingkat keahlian seseorang dalam suatu tugas atau sekumpulan tugas tertentu.
3. Penilaian Kognitif
a) Melalui tes lisan
b) Melalui tes tertulis
• Post test
• Ulangan harian / tes formatif
• Uji blok / tes sumatif
MANFAAT HASIL PENILAIAN (sebagai bahan untuk tindak lanjut)
· Remedial
· Pengayaan
· Perbaikan program & kegiatan
KAPAN?
· Remedial (dilakukan bila nilai indikator kurang dari nilai kriteria ketuntasan belajar (kkm))
· Pengayaan (dilakukan bila tuntas lebih cepat (atau ≥75))
· Perbaikan program & kegiatan bila tidak efektif
KETUNTASAN BELAJAR
· Per indikator
· Kriteria: 0% – 100%
· Ideal: 75%
· Sekolah menetapkan sendiri dgn pertimbangan:
ü Kemampuan akademis siswa (intake),
ü Kompleksitas indikator,
ü Daya dukung : guru, sarana
· Tuntas: skor ≥ kriteria ketuntasan
· Tuntas indikator KD -> SK -> MAPEL
DALAM 1 KD
· Jml indikator yang tuntas > 50%: LANJUT KE KD BERIKUTNYA
· Jml indikator belum tuntas ≥ 50% : MENGULANG KD YANG SAMA
PELAKSANAAN PROGRAM REMEDIAL
· Tatap muka dengan guru
· belajar sendiri → dinilai
· kegiatan: menjawab pertanyaan, membuat rangkuman, mengerjakan tugas, mengumpulkan data.
· pada atau di luar jam efektif
PROGRAM PENGAYAAN :
· Siswa berprestasi baik
· memperkaya kompetensi
· kegiatan : memberi materi tambahan, latihan tambahan, tugas individual
· hasil penilaian tidak mempengaruhi nilai pada LHB, namun hasilnya diungkapkan dalam profil hasil belajar siswa
· setiap saat, pada atau di luar jam efektif.
INSTRUMEN PENILAIAN
- TEKNIK PENILAIAN
Ada beberapa teknik dan alat penilaian yang dapat digunakan para guru, tutor, pengawas, atau dosen sebagai sarana untuk memperoleh informasi tentang keadaan belajar peserta didik. Penggunaan berbagai teknik dan alat itu harus disesuaikan dengan tujuan melakukan penilaian, waktu yang tersedia, sifat tugas yang dilakukan peserta didik, dan banyaknya/jumlah mata pelajaran yang sudah disampaikan.
Teknik penilaian dalam uraian ini maksudnya adalah metode atau cara penilaian yang dapat digunakan guru untuk rnendapatkan informasi. Teknik penilaian yang memungkinkan dan dapat dengan mudah digunakan oleh guru, misalnya adalah: (1) tes (tertulis, lisan, perbuatan), (2) observasi atau pengamatan, (3) wawancara.
1. Teknik Penilaian Melalui Tes
a. Tes tertulis
Tes tertulis yakni tes yang soal-soalnya harus dijawab peserta didik dengan memberikan jawaban tertulis. Jenis tes tertulis secara umum dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu:
1) Tes objektif, misalnya bentuk pilihan panda, jawaban singkat atau isian, benar salah, dan bentuk menjodohkan;
2) Tes uraian, yang terbagi atas tes uraian objektif (penskorannya dapat dilakukan secara objektif) dan tes uraian non-objektif (penskorannya sulit dilakukan secara objektif).
b. Tes lisan
Tes lisan yakni tes yang pelaksanaannya dilakukan dengan mengadakan tanya jawab secara langsung antara tutor/guru dan peserta didik. Tes ini memiliki kelebihan dan kelemahan. Kelebihannya adalah: (1) dapat menilai kemampuan dan tingkat pengetahuan yang dimiliki peserta didik, sikap, serta kepribadiannya karena dilakukan secara berhadapan langsung; (2) bagi peserta didik yang kemampuan berpikirnya relatif lambat sehingga sering mengalami kesukaran dalam memahami pernyataan soal, tes bentuk ini dapat menolong sebab peserta didik dapat menanyakan langsung kejelasan pertanyaan yang dimaksud; (3) hasil pengetesan dapat langsung diketahui peserta didik. Kelemahannya adalah (1) subjektivitas pengetesan (Tutor) sering mencemari hasil tes, (2) waktu pelaksanaan yang diperlukan relatif cukup lama.
c. Tes perbuatan
Tes perbuatan yakni tes yang penugasannya disampaikan dalam bentuk lisan atau tertulis dan pelaksanaan tugasnya dinyatakan dengan perbuatan atau penampilan. Penilaian tes perbuatan dilakukan sejak peserta didik melakukan persiapan, melaksanakan tugas, sampai dengan hasil akhir yang dicapainya. Untuk menilai tes perbuatan pada umumnya diperlukan sebuah format pengamatan, yang bentuknya dibuat sedemikian rupa sehingga tutor dapat menuliskan angka-angka yang diperolehnya pada tempat yang sudah disediakan. Bentuk formatnya dapat disesuaikan menurut keperluan. Untuk tes perbuatan yang sifatnya individual, sebaiknya menggunakan format pengamatan individual.
Untuk tes perbuatan yang dilaksanakan secara kelompok sebaiknya menggunakan format tertentu yang sudah disesuaikan untuk keperluan pengamatan kelompok.
2. Teknik penilaian melalui observasi atau pengamatan
Observasi adalah suatu kegiatan yang dilakukan guru untuk mendapatkan informasi tentang peserta didik dengan cara mengamati tingkah laku dan kemampuannya selama kegiatan observasi berlangsung. Observasi dapat ditujukan kepada peserta didik secara perseorangan ataupun kelompok. Dalam kegiatan observasi perlu disiapkan format pengamatan. Di dalam format pengamatan di antaranya berisi: (1) perilaku-perilaku atau kemampuan yang akan dinilai, (2) batas waktu pengamatan.
3. Teknik penilaian melalui wawancara
Teknik wawancara pada suatu segi mempunyai kesamaan arti dengan tes lisan yang telah diuraikan di atas. Teknik wawancara ini diperlukan guru untuk tujuan mengungkapkan atau mengejar lebih lanjut tentang hal-hal yang dirasa guru kurang jelas informasinya. Teknik wawancara ini dapat pula digunakan sebagai alat untuk menelusuri kesukaran yang dialami peserta didik tanpa ada maksud untuk menilai.
B. BENTUK TES
Bentuk tes yang digunakan dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu tes objektif dan tes non-objektif. Objektif di sini dilihat dari sistem penskorannya, yaitu siapa saja yang memeriksa lembar jawaban tes akan menghasilkan skor yang sama. Tes non-objektif yang juga sering disebut tes uraian adalah tes yang sistem penskorannya dipengaruhi oleh pemberi skor. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa tes objektif adalah tes yang sistem penskorannya objektif, sedang tes non-objektif sistem penskorannya dipengaruhi oleh subjektivitas pemberi skor.
Ada beberapa bentuk soal yang dipakai dalam sistem penilaian berbasis kelas. Bentuk soal tes yang dapat digunakan adalah sebagai berikut:
1. Pilihan ganda : Bentuk ini bisa mencakup banyak materi pelajaran, penskorannya objektif, dan bisa dikoreksi dengan komputer. Namun membuat butir soal pilihan ganda yang berkualitas baik cukup sulit, dan kelemahan lain adalah peluang kerja sama peserta antar tes sangat besar. Oleh karena itu, bentuk ini dipakai untuk ujian yang melibatkan banyak peserta didik dan waktu untuk koreksi relatif singkat. Penggunaan bentuk ini menuntut agar pengawas ujian teliti dalam melakukan pengawasan saat ujian berlangsung. Tingkat berpikir yang diukur bisa tinggi tergantung pada kemampuan pembuat soal (Ebel, l979). Soal pilihan ganda memiliki beberapa tipe yaitu :
a. Melengkapi pilihan ( dengan 4 atau 5 option )
Soal obyektif jenis ini terdiri dari pokok soal (stem) yang berupa pernyataan yang belum lengkap atau suatu pertanyaan yang dilengkapi dengan 4 atau 5 kemungkinan jawaban yang disebut option. Tugas siswa adalah memilih jawaban yang benar ( sesuai kunci ). Option selain kunci jawaban disebut sebagai pengecoh (distractor).
Contoh :
Di antara pernyataan di bawah ini, yang benar untuk neutron adalah ……………
- jumlahnya selalu sama dengan jumlah proton
- jumlahnya dapat berbeda sesuai dengan nomor massa isotopnya
- jumlahnya sama dengan jumlah elektron
- merupakan partikel atom bermuatan positif
- merupakan partikel atom bermuatan negatif
- Analisis hubungan antar hal
Soal jenis ini terdiri dari 2 kalimat pernyataan , yang dihubungkan dengan kata SEBAB. Kedua kalimat bisa merupakan sebab akibat, bisa juga keduanya benar tetapi tidak berhubungan, bisa salah satu benar, dan bisa juga keduanya salah.
Contoh :
Larutan natrium hidroksida dan larutan gula yang memiliki konsentrasi sama, mempunyai titik didih yang sama pula.
SEBAB
Titik didih larutan elektrolit dipengaruhi oleh jumlah ion yang terurai dan derajad ionisasinya.
c. Melengkapi berganda
Soal jenis ini hampir sama dengan tipe soal melengkapi pilihan, hanya saja diikuti dengan empat kemungkinan jawaban benar dan siswa diminta untuk memilih jawaban-jawaban yang benar.
Contoh :
Kelarutan zat dipengaruhi dapat dipengaruhi oleh ….
(1). Suhu
(2). Pengadukan
(3). Luas permukaan zat terlarut
(4). Warna larutan
2. Uraian objektif : Bentuk ini cocok untuk mata pelajaran yang batasnya jelas seperti Matematika dan IPA (Fisika, Kimia, dan Biologi). Agar hasil penskorannya objektif diperlukan pedoman penskoran Objektif di sini berarti hasil penilaian terhadap suatu lembar jawaban akan sama walau diperiksa oleh orang yang berbeda asal memiliki latar belakang pendidikan sesuai dengan mata ujian. Tingkat berpikir yang diukur bisa sampai pada tingkat yang tinggi. Penskoran dilakukan secara analitik, yaitu setiap langkah pengerjaan diberi skor. Misalnya, jika peserta didik menuliskan rumusnya diberi skor, menghitung hasilnya diberi skor, dan menafsirkan atau menyimpulkan hasilnya, juga diberi skor. Penskoran bersifat hierarkhis, sesuai dengan langkah pengerjaan soal. Bobot skor untuk tiap butir soal ditentukan oleh tingkat kesulitan butir soal, yang sulit bobotnya lebih besar dibandingkan dengan yang mudah.
3. Uraian non-objektif/uraian bebas : Bentuk ini cocok untuk bidang studi ilmu-ilmu sosial. Walau hasil penskoran cenderung subjektif, namun bila disediakan pedoman penskoran yang jelas, hasilnya diharapkan dapat lebih objektif. Tingkat berpikir yang diukur bisa tinggi. Bentuk ini bisa menggali informasi kemampuan penalaran, kemampuan berkreasi atau kreativitas peserta didik, karena kunci jawabannya tidak satu.
4. Jawaban singkat atau isian singkat : Bentuk ini cocok digunakan untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan pemahaman peserta didik jumlah materi yang diuji bisa banyak, namun tingkat berpikir yang diukur cenderung rendah.
5. Menjodohkan : Bentuk ini cocok untuk mengetahui pemahaman peserta didik tentang fakta dan konsep. Cakupan materi bisa banyak, namun tingkat berpikir yang terlibat cenderung rendah.
6. Performans : Bentuk ini cocok untuk mengukur kemampuan seseorang dalam melakukan tugas tertentu, seperti praktek di laboratorium. Peserta tes diminta untuk mendemonstrasikan kemampuan dan keterampilan dalam bidang tertentu. Penilaian performans menurut Nathan & Cascio (1986) berdasarkan pada analisis pekerjaan.
7. Portfolio : Bentuk ini cocok untuk mengetahui perkembangan unjuk kerja peserta didik, dengan menilai kumpulan karya-karya, atau tugas yang dikerjakan peserta didik. Portfolio berarti kumpulan karya atau tugas-tugas yang dikerjakan peserta didik (Popham, 1985). Karya-karya ini dipilih kemudian dinilai, sehingga dapat dilihat perkembangan kemampuan peserta didik. Cara ini bisa dilakukan dengan baik bila jumlah peserta didik yang dinilai tidak banyak.
C. JENIS TAGIHAN
Untuk memperoleh data dan informasi sebagai dasar penentuan tingkat keberhasilan peserta didik dalam penguasaan kompetensi dasar yang diajarkan diperlukan adanya berbagai jenis tagihan. Jenis tagihan yang dapat dipakai dalam sistem penilaian berbasis kompetensi dasar dapat berkait dengan ranah kognitif ataupun psikomotor, antara lain yaitu sebagai berikut.
1. Kuis : Waktu yang diperlukan relatif singkat, kurang lebih 15 menit dan hanya menanyakan hal-hal yang prinsip saja dan bentuknya berupa isian singkat. Biasanya kuis diberikan sebelum pelajaran baru dimulai, untuk mengetahui penguasaan pelajaran yang lalu secara singkat. Namun bisa juga kuis diberikan setelah pembelajaran selesai, yaitu untuk mengetahui pemahaman peserta didik terhadap bahan ajar yang baru diajarkan. Bila ada bagian pelajaran yang belum dikuasai, sebaiknya guru menjelaskan kembali dengan menggunakan metode pembelajaran yang berbeda.
2. Pertanyaan lisan di kelas : Materi yang ditanyakan berupa pemahaman terhadap konsep, prinsip, atau teorema. Teknik bertanya yang baik adalah mengajukan pertanyaan ke kelas, memberi waktu sebentar untuk berpikir, dan kemudian memilih peserta didik secara acak untuk menjawab. Jawaban peserta didik benar atau salah selalu diberikan ke peserta didik lain atau minta pendapatnya terhadap jawaban peserta didik yang pertama. Kemudian guru menyimpulkan tentang jawaban peserta didik yang benar. Pertanyaan lisan ini bisa dilakukan di awal pelajaran atau di akhir pelajaran.
3. Ulangan harian : Ulangan harian dilakukan secara periodik misalnya setelah I (satu) atau 2 (dua) kompetensi dasar selesai diajarkan. Bentuk soal yang digunakan sebaiknya bentuk uraian objektif atau yang non-objektif. Tingkat berpikir yang terlibat sebaiknya mencakup pemahaman, aplikasi, dan analisis.
4. Tugas individu : Tugas individu dapat diberikan setiap minggu dengan bentuk tugas/soal uraian objektif atau non-objektif. Tingkat berpikir yang terlibat sebaiknya aplikasi, analisis, bila mungkin sampai sintesis dan evaluasi. Tugas individu untuk mata pelajaran tertentu dapat terkait dengan ranah psikomotor, seperti menugasi peserta didik untuk melakukan observasi lapangan dalam Geografi atau menugasi peserta didik untuk berlatih tari dan musik pada pelajaran Pendidikan Kesenian.
5. Tugas kelompok : Tugas kelompok digunakan untuk menilai kemampuan kerja kelompok. Bentuk soal yang digunakan adalah uraian dengan tingkat berpikir yang tinggi yaitu aplikasi sampai evaluasi. Bila mungkin peserta didik diminta untuk menggunakan data sungguhan atau melakukan pengamatan terhadap suatu gejala, atau merencanakan sesuatu proyek. Proyek pada umumnya menggunakan data sesungguhnya dari lapangan. Seperti halnya tugas individu, tugas kelompok dapat terkait dengan ranah psikomotor.
6. Ulangan blok : Bentuk soal yang dipakai dalam ulangan blok, bagian dari semester dapat berupa pilihan ganda, campuran pilihan ganda dan uraian, atau semuanya bentuk uraian. Materi yang diujikan berdasar kisi-kisi soal. Tingkat berpikir yang terlibat mulai dari pemahaman sampai dengan evaluasi.
7. Laporan kerja praktik atau laporan praktikum : Bentuk ini dipakai untuk mata pelajaran yang ada kegiatan praktikumnya, seperti Fisika, Kimia, dan Biologi. Peserta didik bisa diminta untuk mengamati suatu gejala dan melaporkannya.
8. Responsi atau ujian praktik : Bentuk ini dipakai untuk mata pelajaran yang ada kegiatan praktikumnya, seperti Fisika, Kimia, dan Biologi yaitu untuk mengetahui penguasaan akhir baik dari ranah kognitif maupun psikomotor. Ujian responsi bisa dilakukan diawal praktek atau setelah melakukan praktek. Ujian dilakukan sebelum praktek bertujuan untuk mengetahui kesiapan peserta didik melakukan praktek di laboratorium, sedang bila dilakukan setelah praktek, tujuannya untuk mengetahui kompetensi dasar praktek yang dicapai peserta didik dan yang belum.
Tingkat berpikir peserta didik yang terlibat dalam mengerjakan tugas-tugas dalam sistem penilaian yang berbasis kompetensi meliputi: tingkat berpikir yang berkait dengan pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural. Deklaratif berisi tentang konsep, prinsip, dan fakta-fakta, sedang prosedural mencakup proses, strategi, aplikasi, dan keterampilan.
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN BENTUK SOAL DALAM PEMBELAJARAN
KELEBIHAN & KEKURANGAN SOAL PRAKTIK
Kelebihan Soal Praktik :
- Dapat menilai kemampuan siswa secara lebih komprehensif (aspek kognitif, psikomotorik & afektif)
- Sebelum praktik siswa dituntut mempersiapkan materi praktik
- Siswa dituntut lebih berhati-hati dalam menggunakan alat
- Siswa dilatih untuk meningkatkan ketrampilan dalam menggunakan alat
- Penilaian terhadap siswa lebih mudah
- Bisa mengukur praktik / ketrampilan, sistematika / hirarki belajar
- Dapat digunakan untuk menuntut penalaran yang tinggi dan kompleks
- Mengukur kemampuan berpikir kritis, ketrampilan problem solving/ memahami permasalahan
- Dapat mengetahui sejauh mana siswa trampil dalam menganalisa permasalahan
- Siswa menjadi lebih memahami tentang materi yang dipraktikkan karena teori-teori yang awalnya hanya bisa dipelajari dengan berdasarkan referensi menjadi bisa untuk dibuktikan kebenaran / salahnya
- Pengetahuan yang diperoleh saat praktik, lebih lama diingat oleh siswa
- Siswa mampu berkreasi, tidak dibatasi dalam mengambil tindakan
- Kemungkinan menjiplak/mencontoh kecil
- Dapat dilakukan secara kelompok
- Dapat menggambarkan tingkat penguasaan konsep
- Dapat mengukur tingkat ketrampilan siswa
- Bersifat nyata dan riil
- Tingkat pemahaman lebih terukur
- Soal lebih mudah dibayankan
- Penilaian akurat karena tiap aspek dinilai dengan cermat
- Penilaian proses
- Dapat meningkatkan kerjasama (dalam kelompok)
- Mudah dalam penyusunan soal
- Kompetensi dari masing-masing siswa dapat benar-benar teruji dari hasil praktik
- Teori dan praktik dapat dikolaborasi
- Pengalaman hasil belajar siswa bertambah, karena menuntut kecakapan individu untuk melakukannya
- Pelaksanaannya tidak bisa serentak
- Jumlah soal relatif sedikit
- Dapat menarik kesimpulan
- Hasil lebih maksimal apabila tahap persiapan , pelaksanaan dan hasil lebih matang
- Membuat siswa lebih mandiri, kreatif, dan inovatif
- Pembelajaran lebih bermakna
- Hasilnya bisa diaplikasikan
- Pertanyaan bisa lebih jelas
- Mudah merumuskan indikatornya
- Lebih obyektif / tidak dapat dengan kira-kira (gambling)
- Langkah kerja jelas
- Dapat mengungkapkan / mengukur ketramapilan menggunakan alat, pengamatan, prosedur kerja yang baik, menganalisa, perhitungan dan kesimpulan
- Dapat membandingkan hasil eksperimen dengan konsep / teori yang berkaitan
- Aspek yang dinilai cukup luas
- Pemanfaatan lingkungan
- Melatih siswa melakukan sesuatu prosedural
- Implementasi materi pada kehidupan nyata
- Pengembangan skill siswa
- Dapat mengetahui tingkat kemampuan siswa dengan baik
- Secara langsung anak dapat mengetahui kegunaan alat dengan baik
- Lebih komunikatif, menantang siswa
- Hasil penilaian langsung
- Siswa dapat menemukan sendiri formula / rumus (metode inkuiry)
- Rasa ingin tahu siswa lebih tinggi
Kekurangan Soal Praktik :
- Perlu persiapan waktu yang lebih lama
- Perlu sarana yang lebih komplit (biaya lebih tinggi), dana tambahan
- Waktu penskoran (penilaian) dilakukan dari siswa mulai melaksanakan sampai dengan menyelesaikan pekerjaan (penilaian laporan)
- Tidak dapat dilakukan secara bersama untuk lebih dari satu kompentensi dasar
- Siswa yang malas akan tampak tidak bisa melaksanakan praktik
- Penskoran agak sulit
- Sulit menentukan pokok bahasan yang tuntas, tidak semua pokok bahasan bisa terukur
- Sulit dijawab siswa jika tidak memahami masalah secara hirarki
- Waktu penilaian relatif lama
- Membutuhkan waktu yang lama untuk mengerjakan soal / praktik, membuat hasil praktik / laporan
- Memerlukan persiapan yang lebih rumit dan memerlukan lebih banyak waktu
- Memerlukan banyak bahan
- Hasil tidak selalu sama (berhasil atau tidak)
- Perlu menyiapkan LKS dan bahan / alat
- Kadang-kadang ada siswa tidak aktif karena kerja kelompok, hanya orang tertentu yang melakukan
- Sulit membuat pedoman pengskoran untuk tiap ketrampilan / unjuk kerja
- Sistem penilaian tidak bisa dilakukan dalam jumlah siswa yang banyak
- Jika lalai beresiko terhadap kecelakaan
- Lebih sulit (mesti ada gambar)
- Tidak ada batasan baku untuk kategori baik, cukup atau kurang
- Keterbatasan materi yang diujikan
- Siswa yang memiliki kompetensi kurang dari segi kognitif, merasa kelabakan apabila menghadapi soal praktik
- Alat yang kurang memadai memungkinkan tidak mencapai hasil yang maksimal dari tujuan pembelajaran
- Diperlukan pengawasan ekstra dalam mengawasi jalannya praktik
- Penilaian kadang bersifat subyektif
- Relatif sulit membuat pedoman penskoran tiap indikator
- Memerlukan prosedur kerja yang khusus
- Kadang timbul penafsiran ganda dari siswa
- Dapat terjadi manipulasi data dalam praktik (tidak jujur)
- Penskoran relatif / tidak tepat
- Tingkat sukjektifitas tinggi
- Harus ada bahan untuk praktik
- Pertanyaan dengan hasil harus sesuai / mendekati
- Pemeriksa kasus secara teliti
- Batasan materi terkadang meluas
- Sulit mendesain tingkat kesukaran soal
- Sulit dibuat variasi dengan keterbatasan alat
- Tidak cocok untuk menguji kompetensi daya nalar
- Pelaksanaan tergantung ketersediaan alat dan bahan di lingkungan
- Tidak fair (cenderung akan memihak / merugikan siswa yang lain)
- Memerlukan pengamatan yang jeli, tempat / ruang khusus
- Terlalu banyak kata perintah
- Siswa tertentu yang biasa melakukan kegiatan praktik
- Sulit untuk memberikan penilaian secara menyeluruh setiap kegiatan yang dilakukan oleh siswa
- Pembuatan soal beberapa tahap, misalnya soal tahap persiapan, pelaksanaan dan hasil
- Harus ada petunjuk yang jelas
- Jawaban cenderung bersifat terbuka
KELEBIHAN & KEKURANGAN SOAL PILIHAN GANDA
Kelebihan Soal Pilihan Ganda :
- Mudah dalam penskoran
- Cepat koreksinya
- Lebih obyektif
- Mudah dianalisa
- Dapat dikoreksi oleh siapa saja, asal ada kunci jawaban
- Dapat diterapkan di segala jenjang
- Mencakup banyak materi pembelajaran
- Waktu yang diperlukan lebih singkat
- Hanya ada satu kunci jawaban, homogen, logis
- Dikoreksi dengan mesin scan
- Dapat diaplikasikan dengan komputer baik penampilan soal dan perhitungan nilainya, interaktif
- Dapat menggunakan rumus singkat
- Semua indikator dapat terwakili
- Pokok soal dirumuskan dengan singkat, jelas dan tegas
- Materi yang ditanyakan jelas arahnya
- Soal tidak bergantung pada jawaban soal sebelumnya
- Mudah dibuat karena sejajar dengan setiap indikator yang hendak dinilai
- Banyak siswa yang dapat menyelesaikan lebih cepat
- Siswa lebih suka mengerjakan soal pg
- Dapat digunakan untuk membedakan antara siswa yang kemampuannya tinggi dan rendah secara terukur sesuai dengan skor
- Dapat mengukur kemampuan siswa sesuai dengan domain yang dikehendaki sesuai dengan tingkat kesukarannya
- Membantu siswa untuk memilih jawaban yang dianggap benar karena terdapat jawaban yang mempermudah siswa untuk menjawab soal (membantu mengingat materi)
Kekurangan Soal Pilihan Ganda :
- Diperlukan waktu yang lama untuk menyusunnya
- Syarat dengan spekulasi untuk siswa
- Kurang memberikan peluang menjawab dengan benar pada siswa (hanya 20%) untuk 5 option jawaban
- Kurang menggambarkan sebuah proses
- Kesulitan untuk mencari pengecoh yang benar-benar homogen
- Jawaban yang 1, 2, 3 benar itu mendustai siswa
- Hanya dapat mengukur pengetahuan / kognitif
- Siswa dapat bekerjasama dalam menjawab
- Kurang adil dalam penskoran
- Kurang komprehensif , hanya terbatas daroi soal yang diberikan oleh guru
- Tingkat kemampuan yang terukur sangat terbatas
- Jumlah soal harus banyak agar dapat mewakili semua materi yang telah dipelajari
- Sulit menentukan pilihan jawaban
- Tanpa analisa
- Panjang jawaban relatif sama
- Harus memperhatikan kaidah penulisan yang lebih banyak
- Membiasakan siswa berpikir untung-untungan
- Kurang dapat menggambarkan kemampuan siswa secara utuh
- Tidak dapat menjawab secara analisa atau kesimpulan
- Tingkat pemahaman teori hanya c1, c2, c3
- Membuat soalnya sulit, karena panjang pilihan jawaban relatif sama
- Soal hanya untuk satu jenis materi saja, tidak dikaitkan dengan materi yang lainnya
- Membutuhkan pengetahuan khusus dalam memilih option yang baik
- Membutuhkan pilihan yang tepat sebagai pengecoh yang baik sehingga tidak menimbulkan kebingungan siswa untuk menjawab
- Tidak dapat mendeteksi langkah siswa dalam mengerjakan soal
- Membutuhkan waktu lama untuk analisis butir soal
- Sulit membuat soal pengembangan (terutama soal analisis dan evaluasi)
- Membutuhkan kemampuan yang tinggi (penguasaan materi) oleh penulis soal
- Kedalaman materi tidak tergali
- Tidak bisa digunakan untuk mengukur kreativitas siswa
- Tingkat kesulitan soal biasanya sama / lebih sulit tetapi bobot nilai lebih kecil
- Kurang memacu siswa untuk memberikan analisis soal dan memberikan jawaban
- Siswa cenderung memilih jawaban hanya dengan prinsip untungan-untungan (spekulasi jawaban)
KELEBIHAN & KEKURANGAN SOAL JAWABAN SINGKAT
Kelebihan Soal Jawaban Singkat :
- Bentuk jawaban sederhana
- Hanya ada satu jawaban yang benar
- Pengkoreksian lebih mudah dan cepat, obyektif
- Penggunaan waktu singkat
- Pembuatan soal mudah sesuai indikator
- Siswa dapat langsung mengetahui kepastian dari istilah yang akan dijawab
- Siswa dapat / mudah dalam mempersiapkan diri menempuh ujian
- Jumlah soal yang dibuat lebih banyak
- Jawaban spekulasi lebih kecil dibanding pg
- Lebih banyak konsep-konsep esensial yang bisa diujikan
- Guru lebih mudah untuk menyusun soal berstruktur
- Mempermudah guru untuk melihat secara langsung kondisi dan kemampuan siswa
- Soal tidak perlu dibuat banyak
- Pertanyaan singkat dan sederhana
- Jelas arah jawaban tergantung kata tanyanya (kapan, siapa, berapa)
- Mudah penilaian / penskoran
- Mudah membuat jawaban karena hanya menggunakan satu jawaban
- Jawaban mutlak (tidak ada alternatif lain), tidak melebar
- Pertanyaan langsung ke jawaban
- Pertanyaan dapat merupakan suatu pernyataan yang belum lengkap, langsung ke sasaran
- Memudahkan siswa menjawab
- Penskoran lebih mudah karena memiliki tingkat kesulitan yang sama
- Dapat mengetahui seberapa banyak informasi / materi yang telah diketahui / dikuasai siswa
- Karena bahasanya sudah baku, maka soal-soal dapat digunakan sebagai bank soal
- Tempat jawaban sudah tersedia
- Jika jawaban yang dikehendaki menuntut satuan urutan maka dapat diungkapkan secara rinci di dalam pertanyaan
- Mudah membuatnya karena tidak memerlukan stimulus
- Memudahkan dalam pengukuran kompetensi siswa
Kekurangan Soal Jawaban Singkat :
- Tidak mengetahui kemampuan siswa secara proses
- Kemampuan siswa untuk mengembangkan jawaban terbatas
- Kurang analisa jawaban
- Penggunaan bahasa harus benar dan tepat
- Pencakupan materi agak kurang
- Penskoran agak susah
- Pengetahuan yang diukur lebih banyak hafalan
- Tidak banyak mengimprovisasi jawaban sehingga tidak bisa mengetahui siswa yang berbakat / kreatif
- Setiap jawaban siswa tidak sama
- Kadang-kadang tujuan dari soal tidak sama diterima oleh siswa
- Bagi siswa yang tulisannya sulit dibaca akan berpengaruh terhadap penilaian
- Tidak membuat siswa berpikir kritis
- Bentuk pertanyaan kurang variasi / monoton
- Hanya dapat digunakan untuk materi tertentu
- Sulit menyusun / merangkai pernyataan yang jelas dan mudah dimengerti
- Dalam satu pokok bahasan memerlukan soal yang banyak
- Tingkat kebocoran jawaban tinggi
- Sulit mengukur siswa yang cerdas
- Pemberian skor pada hasil / jawaban siswa sulit
- Tingkat kesukaran rendah
- Cenderung mengutip pernyataan yang ada dalam buku
- Siswa yang tidak menguasai materi tidak akan menjawab dengan benar (tidak mempunyai pilihan jawaban yang tersedia)
- Siswa yang tidak bisa menjawab mendapat nilai nol
- Bentuk jawaban lebih kompleks dan lebih terbuka
- Tingkat kesulitan tidak dapat bervariasi (mudah, sedang, sulit)
- Guru harus mampu menyusun kalimat dengan benar sehingga tidak terjadi dualisme / lain makna
- Dituntut kreativitas dari pembuat soal dalam penyusunan karena kata-kata dalam soal diharapkan tidak sama dengan buku cetak
- Jawaban siswa bervariasi (padahal hanya ada satu jawaban benar)
- Tidak terdapat pengecoh jawaban
- Jawaban sangat tertutup sehingga bersifat text book
- Tidak cocok untuk menguji materi yang memerlukan analisis
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN SOAL-SOAL ISIAN
Kelebihan Soal Isian :
- Waktu pembuatan soal tidak terlalu lama
- Penskorannya lebih mudah
- Jawaban lebih terarah dan singkat
- Bisa dipilih berdasarkan kompetensi yang harus dikuasai peserta didik
- Cakupan materi lebih luas
- Lebih mudah mengevaluasi kemampuan siswa
- Memudahkan pengkoreksian
- Dapat dibentuk dari pertanyaan yang mudah sampai sulit
- Mengetahui kemampuan menghapal dari siswa
- Mudah bagi siswa dalam menjawab soal
- Dapat mengukur kepahaman siswa dalam satu topik bahasan
- Obyektifitas terjaga
- Jawaban lebih terstruktur
- Merangsang nalar siswa
- Dapat digunakan untuk materi-materi teori
Kekurangan Soal Isian :
- Membutuhkan ketelitian dalam mengurutkan soal
- Tidak semua meteri dapat dibuat dalam bentuk isian
- Tidak memberi kesempatan pada siswa untuk menuangkan kreatifitasnya secara luas
- Jika pertanyaannya tidak jelas, jawaban yang benar bisa lebih dari satu
- Kurang mencerminkan demokrasi pendapat siswa, karena hanya melengkapi kalimat saja
- Tidak menuntut penalaran yang tinggi
- Sukar melihat hal yang diukur atau perlu diketahui oleh siswa, karena hanya melengkapi
- Harus berusaha membuat soal dengan skor yang sama
- Hanya mampu mengevaluasi kemampuan siswa secara terbatas
- Sulit diterapkan untuk penilaian pada ranah aplikasi, analisis dan sintesis
- Untuk soal hitungan sulit menyusun pertanyaan lanjutan
- Sulit mencari materi yang tersusun
- Sulit digunakan pada materi yang banyak
- Suli dalam mengarahkan jawaban
- Diperlukan kemampuan dalam menyusun soal dalam bentuk berita
- Soal yang diberikan banyak mengacu pada soal-sola teori atau cerita
- Soal lebih panjang dari jawaban
- Setiap soal hanya mengandung satu gagasan
- Perntanyaan terkadang kurang spesifik
- Kesulitan dalam membuat kalimat-kalimat yang bermakna sama
KEKURANGAN DAN KELEBIHAN SOAL MENJODOHKAN
Kelebihan Soal Menjodohkan :
- Dapat menilai pemahaman siswa terhadap informasi yang berhubungan satu sama lain .
- Dapat mencakup materi yang lebih luas/mewakili semua indicator.
- Bersifat objektif
- Cocok untuk pokok bahasan yang menggunakan istilah.
- Mudah dalam pengoreksian.
- Memudahkan siswa menjawab soal karena jawaban sudah tersedia.
- Mudah menbuat penskorannya.
- Praktis penggunaaannya.
- Mudah penulisan soalnya.
- Dapat memotivasi daya ingat siswa.
- Tidak diperlukan pengecoh yang banyak.
- Dapat dikoreksi oleh siapa saja.
Kekurangan Soal Menjodohkan :
- Tidak dapat menggunakan jawaban yang sedikit terurai.
- Sulit menyusun homogenitas antara soal dengan pilihaan jawaban.
- Terlalu banyak jawaban yang harus dipilih.
- Sulit mencari pasangan-pasangan yang relevan dengan soal.
- Hanya mengukur materi yang bersifat hapalan/recall.
- Bila yang belum terjawab tinggal sedikit dapat ditebak.
- Siswa tidak bisa memecahkan masalah yang lebih sulit.
- Tidak melatih anak untuk berfikir kritis.
- Pengecoh jawaban tidak bervariasi.
- Tidak dapat mengembangkan daya fikir siswa.
- Memungkinkan siswa menjawab berspekulasi/untung-untungan.
- Mudah dicontoh/dicontek oleh siswa lain.
- Soal dan jawaban harus ditulis dalam halaman yang sama.
- Berpeluang terjadi kesalahan ganda pada jawaban siswa.
- Jumlah soal terbatas karena jika terlalu banyak akan membingungkan siswa.
- Pilihan jawaban hanya jawaban yang pendek.
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN BENTUK SOAL BENAR-SALAH
Kelebihan Soal Benar Salah :
- Penskorannya mudah.
- Mengoreksinya mudah
- Sangat cocok untuk mata pelajaran sejarah, PPKn.
- Tidak begitu sulit menentukan jawaban pengecoh.
- Pembuatan soal relative lebih mudah karena hanya mengarah pada 2 option jawaban.
- Dapat mencakup materi pelajaran yang lebih luas.
- Tidak perlu membuat jawaban pengecoh.
- Soal tidak menggunakan pernyataan yang berarti ganda/lebih.
- Soal tidak bergantung pada jawaban soal lain.
- Soal terhindar dari pernyataan yang tidak perlu.
- Tidak membosankan siswa karena pilihan jawaban sedikit
- Tepat untuk mengukur kemampuan kognitif (ingatan).
- Pernyataan soal bisa lebih singkat.
- Soal tidak mengandung pernyataan yang meragukan.
- Jumlah soal yang dibuat bisa lebih banyak.
- Efisiensi waktu dalam pembuatan soal.
Kekurangan Soal benar Salah :
- Memungkinkan siswa untuk menebak jawaban
- Tidak bisa untuk mengukur kemampuan analisa.
- Kurang cocok untuk soal hitungan
- Soal kurang bervariasi.
- Berpeluang untuk menjawab dengan berspekulasi.
- Tidak menggugah ide atau gagasan siswa karena jawabannya dibatasi.
- Memudahkan siswa mencontoh jawaban temannya.
- Membuat siswa malas berfikir.
- Diperlukan jumlah soal yang banyak untuk pencapaian indikator.
- Pilihan jawaban terlalu sedikit.
- Siswa yang tidak mampu menjawab sama sekali masih mempunyai peluang benar 50 %.
- Dalam menjawab tidak memerlukan penalaran yang tinggi ( hanya ranah C1 dan C2).
- Soal hanya berisi pernyataan-pernyataan saja.
KELEBIHAN & KEKURANGAN SOAL URAIAN
Kelebihan Soal Jawaban Uraian :
- Mengukur kemampuan lebih mendalam, tiap kompetensi dasar, menggali kompetensi siswa seutuhnya
- Siswa lebih berkreasi dan bervariasi dalam memberikan jawaban
- Memberikan gambaran lebih jelas tentang penguasaan siswa terhadap materi tertentu
- Memberikan latihan kepada siswa dalam hal menyusun kalimat untuk mengungkapkan pendapatnya menggunakan pola berpikir yang lebih berkreatif secara logis dan berstruktur (komunikasi tertulis)
- Penyusunan soal lebih ringkas
- Jumlah soal tidak banyak
- Dapat digunakan untuk lebih dari satu KD
- Pertanyaan bisa berkembang
- Dapat menunjukkan golongan / kelompok siswa dengan kemampuan tinggi, sedang, atau rendah
- Lebih ekonomis
- Siswa tidak bisa berspekulasi jawabannya
- Siswa dapat berpikir secara terstruktur
- Yang dapat mengerjakan adalah siswa yang belajar, mengajak siswa belajar lebih keras
- Tidak memberikan petunjuk jawaban
- Dapat menanyakan segala jenis aspek mulai dari aspek ingatan –> analisis / sintesis
- Kesempatan untuk menyontek tidak ada
- Dapat mengukur pemahaman siswa pada soal-soal yang membutuhkan pengerjaan secara prosedural
- Memfasilitasi jawaban yang mempunyai berbagai cara pengerjaan
Kekurangan Soal Jawaban Uraian :
- Mengukur materi dalam konteks yang terbatas, tidak dapat mengukur seluruh materi pelajaran
- Kesulitan dalam penskoran
- Memerlukan waktu yang lama dalam koreksi
- Penyusunan kalimat untuk menghasilkan jawaban yang diharapkan sulit
- Siswa harus benar-benar memahami pokok bahasan karena dalam uraian tidak mengenal hafalan
- Guru kadang mengalami kesulitan membaca tulisan siswa
- Jawaban bisa beragam (lebih dari satu)
- Waktu jawaban biasanya lebih lama
- Sering muncul kata yang menimbulkan salah penafsiran
- Bahasa yang digunakan sering tidak baku
- Pedoman penskoran memerlukan standar khusus
- Soal harus tersusun secara benar dan komprehensif sehingga tidak terjadi penafsiran ganda
- Siswa bebas untuk mengutarakan jawaban dengan kata-katanya sendiri / dengan caranya sendiri
- Tingkat obyektifitas kecil karena sulit dibuat pedoman penskoran dengan tepat
- Cakupan materi kecil sehingga tidak mewakili seluruh isi materi yang diajarkan
- Bobot soal tidak sama
- Koreksi jawaban tidak obyektif dan sulit jika tidak pembuat soal
- Persepsi siswa bermacam-macam
- Tidak bisa semua indikator diujikan dalam 1 x ulangan
- Jawaban siswa kadang melebar dari apa yang ditanyakan
mohon tinggalkan komentar setelah membaca entri diatas, demi kemajuan blog ini. terimakasih
BalasHapus